Kamis, 02 Agustus 2012

Padi dalam Pot

Begini cara yang saya lakukan: Pertama, pilih benih padi yang bagus, jenisnya terserah, bisa Sintanur atau apa saja. Cara memilih benih yang bagus secara praktis yaitu dengan memasukan benih kedalam gelas berisi air garam (garamnya secukupnya saja). Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, sedangkan benih yang tenggelam adalah benih yang baik. Kedua, rendam dulu benih-benih tersebut dalam air tawar barang 1 (satu) hari, untuk melunakkan kulit biji benih. Ketiga, cari wadah, bisa besek bambu atau pipiti. Masukan tanah campur kompos (buatan sendiri) ke dalam besek tadi. Tanahnya 1 bagian, komposnya 2 bagian, aduk sampai rata, basahi dengan MOL yang telah diencerkan. MOL-nya 1 bagian, airnya 15 bagian. Keempat, tebarkan benih-benih yang telah direndam tersebut ke permukaan tanah kompos dalam besek. Biarkan benih-benih ini tumbuh. Hari kedua dan ketiga nampak akar kecambah mulai muncul, warnanya putih. Hari keenam dan ketujuh mulai tumbuh menjadi bibit padi dengan daun 2 lembar kecil-kecil. Kelima, siapkan ember bekas atau pot ukuran besar. Isikan penuh kedalam pot ini campuran tanah dan kompos, siram dengan MOL seperti langkah ketiga. Cukup becek-becek kering, atau macak-macak. Jangan basah dengan air menggenang. Keenam, pada hari kedelapan, pilih salah satu bibit terbaik (satu saja!), ambil hati-hati dengan pinset supaya akar-akarnya tidak potong, lalu pindahkan ke pot yang telah kita siapkan. Cara menanam bibit dalam pot ini tidak ditanam “dalam-dalam” ke dalam tanahnya, tetapi cukup ditaruh dipermukaannya saja dengan hati-hati. Sisa bibit yang lain dalam besek bisa ditanam dalam pot-pot lain. Ketujuh, tiap hari dirawat. Bila ada rumput liar harus dicabut. Tiap 3 hari siram dengan MOL yang telah diencerkan, jangan terlalu becek. Tanah diaduk pelan-pelan agar udara bisa masuk. Hati-hati bila mengaduk tanah, jaga jangan sampai alat aduk mengenai akar padi muda ini. Kedelapan, dan seterusnya, lakukan perawatan dengan cara yang sama. Bila cara perawatan benar, maka bibit padi yang asalnya hanya satu, telah beranak pinak menjadi sekitar 100 (seratus) batang padi yang masing-masing penuh dengan bulir padi. Dalam waktu 3-4 bulan bulir-bulir padi bisa dipanen (tergantung dari jenis padinya). Berapa hasilnya? Ketika saya panen padi dalam pot pada tahun 2006 yang lalu, saya coba timbang. Hasilnya dalam 1 pot mencapai 1 ons (tradisional), atau 0,1 kg, atau 100 gram padi kering panen atau gabah kering panen (GKP). Berapa kalau diekstrapolasi sampai seluas 1 hektar? Jarak tanam padi model SRI ini umumnya 30 cm. Jadi dalam 1 meter persegi kurang lebih sebanyak 10 batang padi yang ditanam satu-satu, bukan serumpun-serumpun. Luas 1 hektar sawah sama dengan 10.000 meter persegi, jadi jumlah padinya sama dengan 100.000 batang. Total panen padi sama dengan 100 gram dikalikan 100.000 batang padi, sama dengan 10.000.000 gram atau 10.000 kg atau 10 ton gabah kering panen (GKP), atau sekitar 7,5 ton gabah kering giling (GKG), atau 5 ton beras organik yang sehat karena tanpa pupuk kimia. Itu sekedar coba-coba, apalagi bila serius dan oleh ahlinya, dipastikan panennya akan lebih dari 10 ton GKP per hektar. Selamat mencoba dengan kompos dan MOL buatan sendiri. padi dalam polybag Saya memasukkan artikel ini karena saya merasa bahwa artikel ini sangat penting sebagai "Sebuah Cara Baru Dalam Bertani". Semoga bisa menjadi cara pandang baru bagi PETANI INDONESIA maupun CALON PETANI INDONESIA untuk menggeluti dunia pertanian sehingga negara kita bisa benar2 menjadi negara AGRARIS. Hingga kini Indonesia masih menghadapi persoalan pangan. Bahan pangan terutama padi sangat strategis kedudukannya dalam kehidupan ekonomi dan politik. Perkembangan baru-baru ini yang mulai dikenal di kalangan praktisi pertanian adalah bahwa padi ternyata bukanlah tanaman air, maksudnya, tanaman yang hidup di air atau membutuhkan banyak air. Meskipun pengetahuan ini sudah lama diketahui, terobosan besar yang berpengaruh ke berbagai negara adalah yang dilakukan di Madagaskar yang dikenal dengan teknologi System of Rice Intensification (SRI) yang dikenal di Indonesia sebagai padi SRI. Prinsip SRI intinya yaitu penanaman bibit muda dan tunggal, jarak tanam lebar, tidak digenangi dan menggunakan pupuk organik. Revolusi SRI akhirnya memunculkan gagasan, jika prinsip-prinsip SRI di atas itu telah meningkatkan produksi padi secara signifikan, mengapa tidak menanam padi di pekarangan rumah bahkan mengapa tidak juga di atap rumah. Maksudnya menanam padi sekarang tidak melulu harus di sawah, sekarang ternyata bisa dalam pot atau polibeg (kantong plastik). Pengalaman yang dilakukan petani dan masyarakat menunjukkan hasil yang menggembirakan bahwa padi dapat tumbuh dengan baik dalam polibeg. Kabupaten Tasikmalaya disebut-sebut yang memeloporinya dan sudah ditiru di banyak tempat. Dalam satu pot dengan pemupukan optimal dapat menghasilkan sekurangnya 3 – 5 ons gabah per polibeg. Secara umum cara budidaya padi dalam polibeg sebagai berikut: 1. Persemaian Polibeg tidak lain adalah tempat persemaian dan tempat tumbuh padi hingga panen. Polibeg ukuran diameter 25-30 cm diisi campuran tanah dengan kompos sekira 70:30 setinggi 25 cm. Tanah sebaiknya diambil dari sawah atau dari tempat lain yang tidak banyak mengandung pasir. Sebelum dimasukkan ke dalam polibeg tanah dengan kompos diaduk merata dalam keadaan kering. Polibeg bisa diganti dengan wadah plastik bekas cat 5kg atau ember. Bagian bawah dilubangi untuk drainase air. 2. Bertanam padi di polibeg bisa menggunakan benih jenis dan varietas apapun. Asalkan sebelum ditanam (ke dalam polibeg) diseleksi dulu untuk mendapatkan benih yang bagus. Caranya dengan merendam benih dalam larutan garam dan abu. Benih yang mengapung dibuang sedangkan benih yang tenggelam yang akan ditanam. 3. Penanaman Benih yang sudah dipilih tadi ditanam satu polibeg satu benih yang diletakkan di tengah-tengah. Sediakan satu polibeg untuk menanam bibit cadangan sebagai penyulam jika ada bibit yang mati. Setelah satu minggu tinggi tanaman sudah mencapai 7-10 cm. 4. Pengairan Praktis bertanam padi di polibeg tidak membutuhkan penggenangan. Namun tanah harus dijaga tetap lembab atau basah dan tidak boleh kering. Cara menyiram bisa menggunakan alat penyiram air. Waktu penyiraman dilakukan saat teduh di waktu pagi atau sore (seperti menyiram tanaman hias). 5. Pemupukan Sejak awal tanah dalam polibeg sebagai tempat pertumbuhan akar sudah mengandung pupuk organik yang berasal dari kompos. Selama pertumbuhan vegetatif tanah harus dipupuk juga untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pupuk yang digunakan bisa pupuk organik padat atau cair. Dosis keduanya tidak ada patokan dasarnya. Jika kondisi tanah awal kurang subur penggunaan urea atau pupuk majemuk NPK dianjurkan agar pertumbuhan bagus dan padi menghasilkan bulir yang berisi. 6. Pengendalian hama Pembasmian hama padi dalam polibeg tidak akan terlalu sulit. Karena memang penanaman padinya skala kecil untuk pekarangan. Dianjurkan menggunakan pestisida nabati yaitu cairan pembasmi hama yang dibuat dari bahan-bahan alami. Sebagai contoh, semut dan walang sangit bisa dibasmi dengan menggunakan campuran bawang putih dan jahe yang dihaluskan kemudian dicampur dengan air. Dengan luas pekarangan 10 m2 anda sekurangnya sudah mempunyai 100 polibeg padi. Ini artinya anda bisa menghasilkan sumber pangan utama sendiri. Dengan demikian ketahanan pangan sesungguhnya bisa dimulai dari rumah tangga. Anda berminat mencobanya?

Senin, 19 Oktober 2009

musik

http://www.ziddu.com/download/6948970/14MuridBajingan.mp3.html

Selasa, 10 Februari 2009

seni relif


PENGGALIAN BAHASA RUPA WAYANG UNTUK KEUNGGULAN SENI INDONESIA DIMASA DEPAN
oleh
Prof. Dr. Primadi Tabrani
FSRD-ITB
Makalah . Sarasehan Gelar Seni & Budaya '98 .
PSTK-ITB . 21-11-98 . Aula Timur ITB .
________________________________________
1. SENI KITA SAAT INI
Seni modern kita umumnya dipengaruhi barat, dan ada yang meninggalkan tradisi. Tak heran bila seni modern kita kehilangan identitas tradisi daerah, namun belum menemukan identitas nasional Indonesia. Para ahli barat bahkan menyebut bahwa seni modern kita terutama seni rupa hanyalah ''variasi'' dari seni barat dan karenanya disebut ''kehilangan identitas''.
Tiap jaman memiliki ungkapan sendiri-sendiri. Jadi tak mengherankan bila sebagian seni tradisi telah ''mati'' karena kehilangan masyarakat pendukungnya. Sebagian lagi hidup "Senin-Kamis" sungguhpun diupayakan pelestariannya, karena masyarakat pendukungnya makin lama makin sedikit. Sebagian seni tradisi mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan masa kini. Namun dalam upaya ini terjadi ketidak seimbangan karena lebih banyak pengaruh dan kaidah barat yang masuk daripada unsur tradisi yang bertahan.
Hal ini sebenarnya menyedihkan karena di masa lalu kita dikenal sebagai bangsa / suku bangsa yang mampu mengolah apapun yang datang dari luar sehingga tinggi muatan lokalnya, berkembanglah kebudayaan tanpa kehilangan jati diri. Dulu ini dimungkinkan karena kita kenal betul tradisi milik kita, sedang di masa kini dalam hiruk pikuk modernisasi, kita kurang mengenal (untuk tak disebut mengabaikan) seni tradisi. Kekurangan ini antara lain bisa diatasi melalui penelitian seni tradisi. Harus diakui dalam dunia penelitian di Indonesia, penelitian seni tradisi kurang mendapat perhatian.
________________________________________
2. PENGARUH GLOBALISASI
Para futuris telah meramalkan bahwa dalam era global yang saat ini sudah mulai melanda kita, suatu produk / karya tidak cukup bila hanya memenuhi standar internasional, ia sekaligus harus memiliki warna lokal. Bila hanya memenuhi standar internasional, maka siapa yang mau "membeli" dari negara sedang berkembang yang baru berproduksi "kemarin sore"? Ia pasti lebih suka membeli dari negara maju yang telah jelas pemasaran dan layanan purna jualnya. Industri dan seni kita akan dilibas oleh negara maju. Memiliki warna lokal, berarti kita harus meneliti tradisi kita, dan kini ia merupakan soal "hidup atau mati", artinya bila kita sendiri masih tetap tak mau menelitinya, maka mutiara yang tersimpan dalam tradisi kita akan dicuri negara maju untuk meningkatkan daya saing produk / karya mereka, sesuatu yang saat ini sedang dan akan terus terjadi bila kita tidak berbuat sesuatu. Penelitian seni tradisi bukan sekedar wujud fisiknya atau untuk "kembali" ke masa lalu. Selain untuk dapat menghayati kembali "heritage" kita., sekaligus untuk menemukan konsep seni tradisi yang mungkin tak kalah "modern"nya dari konsep barat dan bisa diangkat untuk seni di masa depan.
________________________________________
3. PENELITIAN SENI TRADISI
Karena penelitian seni tradisi di Indonesia berjalan lamban, maka sejumlah seniman dengan "local genius"nya tak sabar dan secara intuitip menjawab tantangan datangnya era global dan mencipta dengan memanfaatkan konsep seni tradisi untuk karya modern mereka. Umumnya karya-karya jenis ini muncul diseni pertunjukan: Sardono, Bagong, Rendra, Guruh, Hari Rusli, Ki Manteb Sudarsono, Garin Nugroho untuk menyebut beberapa nama.
________________________________________
4. PERLUNYA PENELITIAN BAHASA RUPA
Ada sebuah kisah mengenai sejumlah penduduk di suatu tempat di Afrika yang tiba-tiba bersembunyi di bawah meja saat menyaksikan suatu film kampanye pemberantasan malaria yang diproduksi oleh barat. Hal ini terjadi saat adegan nyamuk malaria yang hinggap di tangan. Karena kecil maka nyamuk di zoom in hingga jadi memenuhi layar. Rupanya bahasa rupa penduduk setempat mengartikan bahwa sesuatu yang digambar sangat besar adalah "dewa yang berkekuatan dahsyat". Jadi nyamuk malaria yang jahat dan sangat besar adalah makhluk yang menakutkan.
Namun ada kisah lain yang terjadi di daerah Eskimo. Suatu hari seorang missionaris barat menjenguk keluarga Eskimo di iglonya. Di dalam iglo pada dindingnya terpajang beberapa lembar poster yang diperoleh bapak eskimo dari kota. Poster-poster itu dipasang dengan bahasa rupa eskimo : ada yang terbalik, vertikal, horisontal, dsbnya (cara ruang angkasa). Kebingungan dan keterkejutan sang missionaris membuat semua penghuni iglo tertawa, termasuk anak-anak. Bagi mereka sungguh aneh bahwa missionaris kok mendapat kesulitan menikmati gambar yang terbalik.
Jadi yang penting bukan bahasa rupa mana yang dipakai di masa kini, apakah modern atau tradisi, tapi apakah bahasa rupa tersebut serasi untuk kelompok sasarannya.
________________________________________
5. KASUS PENELITIAN BAHASA WAYANG
Makalah ini selanjutnya akan membicarakan penelitian mengenai bahasa rupa wayang, yang telah dimulai sejak tahun 1981, baik wayang batu (relief cerita candi), wayang beber, wayang lontar, wayang golek, maupun wayang kulit. Penelitian terakhir di tahun 1998 adalah tentang tayangan wayang kulit di televisi.
5.1. Sistem NPM dan RWD
Dalam penelitian ini ditemukan apa yang penulis sebut sistem menggambar RWD (ruang waktu datar) yang berbeda dengan sistem barat yang sangat berpengaruh dalam seni rupa, yaitu sistem NPM (naturalis perspektip momenopname). Seni rupa tradisi Indonesia sebenarnya tak pernah dekat dengan sistem NPM. Sistem NPM adalah sistem menggambar yang menghasilkan gambar deskriptip yang mencandera apa yang digambar seperti apa adanya.
Sistem NPM menggambarkan dari satu tempat / arah / waktu (''ceklik" seperti membuat foto). Apa yang digambar di"abadi"kan jadi sebuah adegan yang berupa gambar mati (still picture), dimana gambar di"penjara"kan dalam sebuah bingkai (frame).
Seni rupa tradisi kita lebih dekat dengan sistem RWD yang mencandera dengan stilasi apa yang digambar, dan mampu bercerita tentangnya, seperti yang dilakukan bahasa-kata, tari, drama yang bermatra waktu. Sistam RWD menggambar dari aneka tempat / arah / waktu. Gambar yang dihasilkan berupa sekuen (bukan still picture) yang bisa terdiri dari beberapa adegan, dan gambar tidak di"penjara" dalam frame, tapi "bergerak" dalam ruang dan waktu.
Oleh sebab itu tidak mengherankan bila bahasa rupa tradisi yang RWD itu "filmis" sifatnya karena bermatra waktu, berbeda dengan NPM yang "statis" karena tidak bermatra waktu.

5.2. Beberapa Skema Bahasa Wayang
SKEMA BAHASA RUPA RELIEF
CERITA LALITAVISTARA BOROBUDUR
No CATATAN GAMBAR MAKNA
1 DATA OBYEK
Bergerak
• Cepat
• Penting
• Dikenali
• Dalam ruang • Bentuk dinamis & blabar ekspresip
• Imaji jamak
• Sedikit diperbesar
• Tampak karakteristik
• Sinar-X • Sedang bergerak
• Penting diketahui dalam alur cerita
2 CARA LIHAT
• Pradaksina
• Tiap panil
• Pergi
• Tuan rumah
• Tamu
• Jagongan

• -Memusat • Urutan panil kanan kiri
• Yang dikanan terjadi lebih dulu, lalu ke kiri, dst.
• Dari kanan ke kiri
• menghadap ke kiri.
• Di belahan kanan
• Di belahan kiri
• -Tokoh utama tuan rumah / tamu di tengah, tuan rumah di kanan tamu di kiri.
• Tokoh utama ditengah.
Bahasa rupa ini dimaksud agar gambar dapat "dibaca" sungguhpun tanpa sastra/teks:
• -Gamb. Prasejarah
• -Gamb. Primitif
• -Gamb. Anak
• -Relief Candi
3 SEKUEN
• Adegan film
• Latar film


Di tiap latar
• Dipadukan TANPA KISI-KISI
• Beberapa adegan film
• Beberapa latar film. latar belakang terjadi lebih dulu, (latar depan dianggap belum ada), latar depan terjadi kemudian.
• Obyek/tokoh bisa di gambar lebih dari satu
• Dengan hitech dismix

Bahasa rupa ini agar gambar mampu bercerita tentang banyak kejadian dalam rentang waktu, pindah tempat, dsbnya.
4 A-NATURALIS
• Urat & mimik
• Identifikasi
• Kepala-kaki DI STILIR
• Tidak ditampakkan
• Melalui atribut/ciri-ciri
• Gesture & ruang
Bahasa rupa Borobudur berbicara dengan gesture & kesan ruang.
5 A-PERSPEKTIP
• Digeser
• Aneka sudut
• Aneka jarak CANDERA+CERITA
• Semua kelihatan
• Tampak samping muka
• Yang penting, diperbesar
Bukan hanya mencandera, tapi bercerita denganapa yang digambar.
6 A-MOMEN OP BERDIMENSI WAKTU Aneka arah / jarak / waktu.

TABEL CARA BAHASA RUPA WB-JKK
(SISTEM RUANG-WAKTU-DATAR)
No CATATAN GAMBAR MAKNA
1 DATA OBYEK
• Bergerak
• Gerak kaki
• Penting
• Dikenali • Bentuk dinamis
• Sinar X kain
• Sedikit diperbesar
• Tampak karakteristik • Sedang bergerak
• Penting diketahui dalam alur cerita.
2 CARA LIHAT
• Kiri-kanan Tiap panil
• Tuan rumah
• Tamu
• Jagongan • Urutan SO kiri kanan
• Di belahan kiri
• Di belahan kanan
• Tokoh utama tuan rumah / tamu di tengah. Bahasa rupa ini agar gambar dapat "dibaca" tanpa sastra/teks:
• Gamb. Prasejarah
• Gamb. Primitif
• Gamb. Anak
• Relief Candi
3 TIAP SEKUEN
• Di 1 sekuen
• Adegan
• Latar



• Di tiap latar
• Dipadukan TANPA KISI-KISI
• Tokoh yang sama bisa di gambar lebih dari satu
• Bisa beberpa adegan
• Bisa beberapa latar, latar belakang diceritakan lebih dulu, (latar depan dianggap belum ada), latar depan diceritakan kemudian.
• Tokoh ditengah diceritakan duluan, baru yang belakangnya.
• Dengan hitech dismix Bahasa rupa wayang beber jkk agar gambar mampu bercerita tentang banyak kejadian dalam rentang waktu, pindah tempat, dsbnya.
4 A-NATURALIS
• A-Close Up
• Otot & mimik
• Malu/marah
• Malu
• Identifikasi DI STILIR
• Kepala - kaki
• Gesture & ruang
• Memalingkan muka
• Kaki bersilang
• Melalui atribut/ciri-ciri
Bahasa rupa wayang beber jkk berbicara dengan gesture & kesan ruang.
5 A-PERSPEKTIP
• Digeser penuh atau sebagian
• Aneka arah
• Aneka jarak CANDERA+CERITA
• Hingga semua bisa diceritakan
• Tampak samping/muka
• Yang penting, diperbesar
Bukan hanya mencandera, tapi bercerita dengan apa yang digambar.
6 A-MOMEN OP BERDIMENSI WAKTU Aneka waktu Aneka latar Kembar.
SKEMA PERBANDINGAN TEKNOLOGI & BAHASA RUPA
TEKNOLOGI & BAHASA RUPA PENAYANGAN TV PERGELARAN WK "LUAR" PERGELARAN WK "DALAM"
Jamak/satu Sejumlah kamera Penonton di satu tempat duduk.
Lihat Aneka: arah/sudut/jarak Penonton dari satu arah / sudut / jarak
Gerak Kamera pan, tilt, zi, za, dsbnya Dalang tetap di tempat
"Blocking" sesuai skrip, dibantu basic shots & shot angle "kiri":baik,pangkat(+). "kanan":jahat, pangkat(-). "kanan":baik,pangkat(+).
"kiri":jahat, pangkat(-).
Basic Shots cu, mcu, ms, mls, dsbnya,
utamakan cu & mimik
alam nyata : naturalis,perspektip, (NPM dinamis) bukan bayangan. debok atas: mls (berdiri), debok bawah: ms (duduk), utamakan gesture teater bayangan ke kelir: besar & kabur. di kelir: aslinya & tajam. Debok atas: mls (berdiri), debok bawah: ms (duduk), utamakan gesture teater boneka + bayangan ke kelir: besar + bayangan kabur
di kelir: aslinya tanpa bayangan.
Shot Angle aneka sudut:
atas, normal, bawah, tampak burung. Sudut bawah: kabur
Sudut normal: tajam sudut bawah: boneka + bayangan kabur sudut normal: tajam tanpa bayangan.
Kesan ruang tiga dimensi dua lapis latar; di kelir: tajam ke kelir: kabur. Tiga dimensi terbatas (ruang antara jangkauan tangan dalang dan kelir)
Fx (pemeliharaan) FI cut, dissovle, mix, FO. FI, dissovle,mix, FO.
Adegan: Continous shot; Alih adegan/sekuen saat kepyak;Alih bagian dengan gunungan pada saat suluk, janturan sinden, gerongan
Pra produksi naskah, kerangka, skrip, eksterior, studio, properti. Tak selalu ada pakem, magang turun-temurun.
Pentas, Properti.
Produksi
(musik,lagu) pemain, sutradara, rehearsal, shooting,editing, remix. WK, dalang , latihan (?), (gamelan, sinden, gerong)
Pasca Produksi rush copy, finishing pergelaran.
Catatan
Bahasa rupa wayang lontar mirip dengan wayang batu & beber, maka cukup diwakili oleh skema bahasa rupa wayang beber. Wayang golek juga mirip dengan wayang kulit, maka cukup diwakili oleh skema bahasa wayang kulit.
Dari aneka skema ini seniman bisa "berbelanja" warna lokal untuk karya seni masa depan, baik mengangkat seni tradisi ke masa kini, maupun memanfaatkan konsep seni tradisi untuk seni masa depan, hingga memiliki kekhasan, identitas dan warna Indonesia.
Akan dikemukakan beberapa contoh bagaimana bahasa rupa wayang dapat dimanfaatkan untuk komik, pergelaran wayang, penayangan wayang kulit dan wayang golek di TV; untuk "sinetron" golek/wayang kulit; produksifilm/sinetron, dsbnya.
________________________________________
6. PENUTUP
Teori Relativitas Einstein secara populer berbunyi sbb: " Ruang dan waktu merupakan dua sejoli yang tak dapat dipisahkan. Tiap objek di alam memiliki ruang & waktunya sendiri-sendiri yang tak persis sama satu dengan yang lain, tapi objek-objek itu bisa bersama-sama masuk dalam sebuah tama".
Bukankah sistem RWD dalam seni rupa adalah ''kata lain'' bagi teori relativitas dalam fisikamodern? Bukankah teori kerelatifan ini ''pas'' dengan bahasa rupa tradisi wayang yangcontoh-contohnya telah diuraikan di atas? Masih berapa banyak mutiara konsep seni tradisi yang terpendam? Mengapa tidak digali dan dimanfaatkan untuk seni masa depan kita?......
-----16-11-98-----
________________________________________
DAFTAR PUSTAKA PILIHAN
Sumber Utama
PRIMADI TABRANI, 1991, Meninjau Bahasa Rupa Wayang Beber Jaka Kembang Kuning dari telaah Cara-Wimba dan Tata Ungkapan Bahasa Rupa Media Ruparungu Dwimatra Statis modern, dalam hubunganya dengan Bahasa Rupa Prasejarah, Primitif, Anak, dan Relief Cerita Lalitavistara Borobudur, Disertai doktor, Fakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
Sumber lainnya
ASTRA, 1983, Kalender Astra 1983, Jakarta.
CALLENFELS, PV van Stein, 1925, De Mintaraga-Basrelief aan de Oud-Javaansche Bouwwerken, PUBLICATIE VAN DE OUDHEIDKUNDIGE DIENTS IN NEDERLANDSCH INDIE, h: 11, pl: 55.
KROM, N.J.,1927, BARABUDUR-ARCHEOLOGICAL DESCRIPTION, Part I, Martinus Nijhoff, The Hangue.
MCLUHAN, Marshall, 1964, UNDERSTANDING MEDIA, New American Library, New York,
NAISBIT, John & Patricia Aburdene, 1982, MEGATREDS, Megatrends Ltd.
PRIMADI TABRANI, 1993, Bahasa Rupa sebagai Ilmu, Seminar Tunggal Sehari, FSRD-ITB.
-----------, 1997, Traditional Visual Art Concepts, a Source to go beyond 2000, ASPACAE, Konperensi Internasional ke-8 Konfederasi Pendidilkan Seni Asia Pasifik, Melbourne, Australiia.
-----------, 1998, Pencarian Identitas, Aspek Komunikatif Bahasa Rupa Komik Indonesia, Seminar dan Pameran Komik Nasional, Dirjen Kebudayaan, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta.
-----------, 1998, Sastra Wayang Beber, Lokakarya Penulisan Buku Pinter Sastra Jawa, Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Wisma Pelni, Cipayung.
-----------, 1998, MESSAGES FROM ANCIENT WALLS, Penerbit ITB.
WOSPAKRIK, Hans J., 1985, TEORI KERELATIFAN UMUM EINSTEIN, Penarbit ITB.
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi : Nama/tgl lahir : Prof.Dr. Primadi Tabrani, Pamekasan 16-09-1935.
Alamat Rumah : Sangkuriang R'2 Bandung 40135, telp 2504896.
Alamat Kantor : S2-FFSD-ITB, Ganesha 10 Bandung 40132, tlp/fax 2515291.
Keluarga : Istri: Dra.H. Ayu Hasanah; Anak: Oki, Pindi, Luna, Naneng.
Pendidikan : 1991. Doktor (S3), Fakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
1979. A Course in Television Programme Making, RNTC, Hilversum, Belanda.
1976. Proffessional Training in Tertiary Education, UNSW, Sydney, Australia.
1970. Sarjana (Master) Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB.
Pekerjaan : 1998-kini. Komisi Program Doktor FSRD-ITB.
1995-1998. Implementer Program Magister Seni Rupa dan Desain ITB.
1990-1994. Konsultan bidang media ruparungu, Pusdiklat Bakorsurtanal, Cibinong.
1978-1988. Manajer Produksi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan ITB.
1973-1983. Koordinator TPB-FSRD-ITB.
1970-kini. Dosen FSRD-ITB, sejak 1973 di Trisakti, sejak 1997 di UNPAS.
Bidang Keahlian Aneka bidang a.l.: Pendidikan Seni Rupa, Kreativitas, Gambar Anak, Komunikasi Visual, Media Ruparungu, Bahasa Rupa, Sejarah Kebudayaan.
Hobby Membaca, Menulis, Meneliti, Kegiatan Gambar Anak, Kegiatan Olahraga, Produksi Media Ruparungu.
Buku yang relevan 1995, Gambar sebagai dasar perupa, juga Bahasa Rupa, DRAWING THE IGNORED ART, The Jakarta Post:93-102. 1998,
MESSAGES FROM ANCIENT WALLS, Penerbit ITB
-----16-11-98-----
dikutip dari website Alumni PSTK.

Rabu, 28 Januari 2009

puisiku doeloe


Pagi ini

Pagi ini
Embun masih menyisakan jejak
pada daun di dekeliling rumah

pagi ini
taksir menjemputku
untuk pergi ke sukoharjo.

Apa boleh buat,
Meski hati berat
Meninggalkan jogja,
Yang menyisakan kegetiran
: Juga harapan

Hari ini
Rabu, 5 April
Tahun mellinium

Pren kalian : Kang Nanok


krawala

Jumat, 23 Januari 2009


karya seni logam judul :
PISOWANAN AGENG
Inilah salah satu karya, bahan tembaga.
INi tentang kita yang akan sowan ke Hadirat Tuhan.
Tentang perjalan spiritualku yang tak ekpresikan ke karya.
Well, ....nggak usah takut yah... ini cuman kira2 thok.
Aku sendiri belum pernah mati.
So, sante aja...

welcome bro.....
Met datang di my blog...
urip mung mampir ngombe...kata embah.
itch....tapi apa yang di ombe????
Banyak orang ngombe oplosan trus meninggal, mati, koit....
Wah jadi rame dengan brita2 di sekeliling kita.
pusing jadinya....
Kalo nggak ingin pusing...
Mungkin aku punya obatnya.
Tunggu aku di disini yachh..
Monggo