Kamis, 02 Agustus 2012

Padi dalam Pot

Begini cara yang saya lakukan: Pertama, pilih benih padi yang bagus, jenisnya terserah, bisa Sintanur atau apa saja. Cara memilih benih yang bagus secara praktis yaitu dengan memasukan benih kedalam gelas berisi air garam (garamnya secukupnya saja). Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, sedangkan benih yang tenggelam adalah benih yang baik. Kedua, rendam dulu benih-benih tersebut dalam air tawar barang 1 (satu) hari, untuk melunakkan kulit biji benih. Ketiga, cari wadah, bisa besek bambu atau pipiti. Masukan tanah campur kompos (buatan sendiri) ke dalam besek tadi. Tanahnya 1 bagian, komposnya 2 bagian, aduk sampai rata, basahi dengan MOL yang telah diencerkan. MOL-nya 1 bagian, airnya 15 bagian. Keempat, tebarkan benih-benih yang telah direndam tersebut ke permukaan tanah kompos dalam besek. Biarkan benih-benih ini tumbuh. Hari kedua dan ketiga nampak akar kecambah mulai muncul, warnanya putih. Hari keenam dan ketujuh mulai tumbuh menjadi bibit padi dengan daun 2 lembar kecil-kecil. Kelima, siapkan ember bekas atau pot ukuran besar. Isikan penuh kedalam pot ini campuran tanah dan kompos, siram dengan MOL seperti langkah ketiga. Cukup becek-becek kering, atau macak-macak. Jangan basah dengan air menggenang. Keenam, pada hari kedelapan, pilih salah satu bibit terbaik (satu saja!), ambil hati-hati dengan pinset supaya akar-akarnya tidak potong, lalu pindahkan ke pot yang telah kita siapkan. Cara menanam bibit dalam pot ini tidak ditanam “dalam-dalam” ke dalam tanahnya, tetapi cukup ditaruh dipermukaannya saja dengan hati-hati. Sisa bibit yang lain dalam besek bisa ditanam dalam pot-pot lain. Ketujuh, tiap hari dirawat. Bila ada rumput liar harus dicabut. Tiap 3 hari siram dengan MOL yang telah diencerkan, jangan terlalu becek. Tanah diaduk pelan-pelan agar udara bisa masuk. Hati-hati bila mengaduk tanah, jaga jangan sampai alat aduk mengenai akar padi muda ini. Kedelapan, dan seterusnya, lakukan perawatan dengan cara yang sama. Bila cara perawatan benar, maka bibit padi yang asalnya hanya satu, telah beranak pinak menjadi sekitar 100 (seratus) batang padi yang masing-masing penuh dengan bulir padi. Dalam waktu 3-4 bulan bulir-bulir padi bisa dipanen (tergantung dari jenis padinya). Berapa hasilnya? Ketika saya panen padi dalam pot pada tahun 2006 yang lalu, saya coba timbang. Hasilnya dalam 1 pot mencapai 1 ons (tradisional), atau 0,1 kg, atau 100 gram padi kering panen atau gabah kering panen (GKP). Berapa kalau diekstrapolasi sampai seluas 1 hektar? Jarak tanam padi model SRI ini umumnya 30 cm. Jadi dalam 1 meter persegi kurang lebih sebanyak 10 batang padi yang ditanam satu-satu, bukan serumpun-serumpun. Luas 1 hektar sawah sama dengan 10.000 meter persegi, jadi jumlah padinya sama dengan 100.000 batang. Total panen padi sama dengan 100 gram dikalikan 100.000 batang padi, sama dengan 10.000.000 gram atau 10.000 kg atau 10 ton gabah kering panen (GKP), atau sekitar 7,5 ton gabah kering giling (GKG), atau 5 ton beras organik yang sehat karena tanpa pupuk kimia. Itu sekedar coba-coba, apalagi bila serius dan oleh ahlinya, dipastikan panennya akan lebih dari 10 ton GKP per hektar. Selamat mencoba dengan kompos dan MOL buatan sendiri. padi dalam polybag Saya memasukkan artikel ini karena saya merasa bahwa artikel ini sangat penting sebagai "Sebuah Cara Baru Dalam Bertani". Semoga bisa menjadi cara pandang baru bagi PETANI INDONESIA maupun CALON PETANI INDONESIA untuk menggeluti dunia pertanian sehingga negara kita bisa benar2 menjadi negara AGRARIS. Hingga kini Indonesia masih menghadapi persoalan pangan. Bahan pangan terutama padi sangat strategis kedudukannya dalam kehidupan ekonomi dan politik. Perkembangan baru-baru ini yang mulai dikenal di kalangan praktisi pertanian adalah bahwa padi ternyata bukanlah tanaman air, maksudnya, tanaman yang hidup di air atau membutuhkan banyak air. Meskipun pengetahuan ini sudah lama diketahui, terobosan besar yang berpengaruh ke berbagai negara adalah yang dilakukan di Madagaskar yang dikenal dengan teknologi System of Rice Intensification (SRI) yang dikenal di Indonesia sebagai padi SRI. Prinsip SRI intinya yaitu penanaman bibit muda dan tunggal, jarak tanam lebar, tidak digenangi dan menggunakan pupuk organik. Revolusi SRI akhirnya memunculkan gagasan, jika prinsip-prinsip SRI di atas itu telah meningkatkan produksi padi secara signifikan, mengapa tidak menanam padi di pekarangan rumah bahkan mengapa tidak juga di atap rumah. Maksudnya menanam padi sekarang tidak melulu harus di sawah, sekarang ternyata bisa dalam pot atau polibeg (kantong plastik). Pengalaman yang dilakukan petani dan masyarakat menunjukkan hasil yang menggembirakan bahwa padi dapat tumbuh dengan baik dalam polibeg. Kabupaten Tasikmalaya disebut-sebut yang memeloporinya dan sudah ditiru di banyak tempat. Dalam satu pot dengan pemupukan optimal dapat menghasilkan sekurangnya 3 – 5 ons gabah per polibeg. Secara umum cara budidaya padi dalam polibeg sebagai berikut: 1. Persemaian Polibeg tidak lain adalah tempat persemaian dan tempat tumbuh padi hingga panen. Polibeg ukuran diameter 25-30 cm diisi campuran tanah dengan kompos sekira 70:30 setinggi 25 cm. Tanah sebaiknya diambil dari sawah atau dari tempat lain yang tidak banyak mengandung pasir. Sebelum dimasukkan ke dalam polibeg tanah dengan kompos diaduk merata dalam keadaan kering. Polibeg bisa diganti dengan wadah plastik bekas cat 5kg atau ember. Bagian bawah dilubangi untuk drainase air. 2. Bertanam padi di polibeg bisa menggunakan benih jenis dan varietas apapun. Asalkan sebelum ditanam (ke dalam polibeg) diseleksi dulu untuk mendapatkan benih yang bagus. Caranya dengan merendam benih dalam larutan garam dan abu. Benih yang mengapung dibuang sedangkan benih yang tenggelam yang akan ditanam. 3. Penanaman Benih yang sudah dipilih tadi ditanam satu polibeg satu benih yang diletakkan di tengah-tengah. Sediakan satu polibeg untuk menanam bibit cadangan sebagai penyulam jika ada bibit yang mati. Setelah satu minggu tinggi tanaman sudah mencapai 7-10 cm. 4. Pengairan Praktis bertanam padi di polibeg tidak membutuhkan penggenangan. Namun tanah harus dijaga tetap lembab atau basah dan tidak boleh kering. Cara menyiram bisa menggunakan alat penyiram air. Waktu penyiraman dilakukan saat teduh di waktu pagi atau sore (seperti menyiram tanaman hias). 5. Pemupukan Sejak awal tanah dalam polibeg sebagai tempat pertumbuhan akar sudah mengandung pupuk organik yang berasal dari kompos. Selama pertumbuhan vegetatif tanah harus dipupuk juga untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pupuk yang digunakan bisa pupuk organik padat atau cair. Dosis keduanya tidak ada patokan dasarnya. Jika kondisi tanah awal kurang subur penggunaan urea atau pupuk majemuk NPK dianjurkan agar pertumbuhan bagus dan padi menghasilkan bulir yang berisi. 6. Pengendalian hama Pembasmian hama padi dalam polibeg tidak akan terlalu sulit. Karena memang penanaman padinya skala kecil untuk pekarangan. Dianjurkan menggunakan pestisida nabati yaitu cairan pembasmi hama yang dibuat dari bahan-bahan alami. Sebagai contoh, semut dan walang sangit bisa dibasmi dengan menggunakan campuran bawang putih dan jahe yang dihaluskan kemudian dicampur dengan air. Dengan luas pekarangan 10 m2 anda sekurangnya sudah mempunyai 100 polibeg padi. Ini artinya anda bisa menghasilkan sumber pangan utama sendiri. Dengan demikian ketahanan pangan sesungguhnya bisa dimulai dari rumah tangga. Anda berminat mencobanya?